Melihat Cara Nabi Muhammad Berdagang

Melihat Cara Nabi Muhammad Berdagang

Melihat Cara Nabi Muhammad Berdagang, Berdagang adalah salah satu usaha yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW juga dulunya merupakan seorang pedagang yang belajar dari pamannya, Abu Thalib saat pergi ke Negeri Syam. Sang baginda tumbuh di bawah pengawasan Abu Thalib dengan menjadi pribadi yang idealis. 

Seperti yang diketahui, Nabi Muhammad SAW adalah sosok seorang yang menjadi panutan hidup bagi umat muslim. Berbagai hal yang telah dilakukan oleh beliau termasuk dalam berdagang, mampu memberikan dampak yang baik, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Cara Nabi Muhammad Berdagang

Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Pedagang yang baik adalah yang mudah dalam membeli dan mudah pula dalam menjual” (HR Bukhari). Tidak hanya sekadar perkataan, Rasulullah SAW sendiri mengamalkan bagaimana cara berdagang yang baik. Bahkan, beliau memberikan contoh untuk menjadi seorang pedagang yang baik agar hasil yang didapatkan dari berdagang menjadi berkah.

1. Jujur 

Nabi Muhammad merupakan sosok seorang pedagang yang jujur dan adil, sehingga tidak heran jika banyak pembeli yang percaya dan membeli kembali barang yang beliau jual. Nabi Muhammad berdagang tidak hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun beliau juga mencari relasi untuk membangun reputasi yang baik agar para investor datang untuk mempercayakan dana kedepannya. Salah satu investornya yaitu Khadijah yang kelak menjadi istri Nabi.

2. Menjual barang berkualitas bagus 

Cara berdagang Nabi Muhammad selanjutnya yang perlu ditiru adalah selalu menjual barang yang berkualitas bagus. Beliau tidak mau menjual barang yang cacat, dan apabila beliau menemukan barang yang cacat tersebut dan sekecil apapun, beliau tidak pernah mau menyembunyikannya. Nabi Muhammad terus terang menyampaikan kelebihan dan kekurangan barang.

Sebuah hadis riwayat dari Ibnu Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata:

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan.” (HR. Ibn Majah)

3. Cara Dagang Nabi Muhammad Agar Amanah dan Fatonah

Rasulullah SAW memiliki sifat amanah dan fatonah atau dengan kata lain dapat dipercaya dan cerdas. Beliau menjadi bukti bahwa berdagang dengan cara jujur tetap mampu mengembangkan bisnis dengan skala yang besar, sehingga membuat beliau cukup terkenal sebagai sosok seorang saudagar yang kaya raya pada masa itu.

Meskipun beliau berasal dari kalangan tidak mampu, namun beliau Nabi Muhammad tidak mau menjadikan bisnisnya sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dengan cara yang tidak baik misalnya seperti menjual barang yang cacat tanpa memberitahukan kepada pihak pembeli.

4. Tablig

Nabi Muhammad menjadi pebisnis ulung karena memiliki kemampuan negosiasi, komunikasi, dan reputasi yang baik. Seperti arti Tablig yakni menyampaikan perintah dan larangan, Nabi Muhammad tegas dan selalu menyampaikan keadaan berdagang tanpa menyembunyikan fakta.

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf’al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya’simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin.

Artinya:

“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah: 67)

5. Mengeluarkan zakat 

Setiap hasil dari usaha yang dilaukan Nabi Muhammad, beliau tidak pernah lupa untuk bersedekah dan membantu golongan orang orang yang membutuhkannya seperti fakir, miskin, yatim dan lain lain. Dari hasil berdangang, Nabi Muhammad biasanya akan mebagi penghasilannya menjadi 3 bagian yaitu 1 untuk kebutuhan, 1 untuk modal usaha dan 1 lagi untuk disedekahkan. Dengan adanya zakat yang dikeluarkan akan membuat harta yang dimiliki menjadi berkah.

Itulah beberapa cara Nabi Muhammad berdagang yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi saudara yang ingin mencoba menjadi seorang pedagang. Jika saudara ingin fokus untuk berbisnis namun tidak memiliki pengalaman atau modal, saudara bisa bergabung bersama kami dalam program berbisnis tanpa modal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *