7 Amalan Sunah di Bulan Syawal Pahala Berlimpah

7 Amalan Sunah di Bulan Syawal Pahala Berlimpah

Tidak hanya bulan suci ramadhan, bulan syawal juga memiliki banyak keutamaan dengan pahala yang berlimpah. Di Bulan Syawal, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan amalan kepada Allah SWT.

Agar ibadah bulan suci ramadhan tidak terputus, kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah setelah bulan suci ramadhan yaitu pada Bulan Syawal.

 

Amalan Sunah di Bulan Syawal Pahala Berlimpah

Lantas apa saja amalan yang dianjurkan dalam Bulan Syawal.? Berikut beberapa amalan yang dapat saudara amalkan saat memasuki Bulan Syawal.

 

1. Puasa 6 hari di bulan Syawal

Amalan bulan syawal pertama yang dapat saudara amalkan yaitu dengan puasa 6 hari. Puasa 6 hari di bulan Syawal ini biasanya akan dilakukan mulai hari kedua di bulan Syawal, sebab pada hari pertama bulan Syawal kita akan merayakan hari raya Idul Fitri yang merupakan hari diharamkan untuk berpuasa.

Setelah menjalankan ibadah puasa yang telah dilakukan selama 30 hari lamanya di bulan ramadhan, maka puasa 6 hari di bulan merupakan pelengkap atau penyempurna dari malam puasa di bulan suci Ramadhan. 

Menjalankan puasa 6 hari di bulan Syawal akan memberikan keutamaan seperti telah menjalankan puasa selama setahun lamanya, hal tersebut dijelaskan dalam Hadits Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW.

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh,” (HR Muslim)

 

2. Menikah di bulan Syawal

Amalan penting selanjutnya di bulan Syawal adalah menikah. Maka bagi siapa saja yang mungkin sedang mencari waktu yang baik untuk menikah sebaiknya ditunaikan saat bulan Syawal saja.  Menikah pada tanggal berapapun dan pada hari apapun di bulan Syawal merupakan suatu kebaikan bagi yang melaksanakannya. Seperti yang dikisahkan dalam hadits muslim dari istri rasul Aisyah RA.

“Rasulullah SAW menikahiku saat bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?,” (HR. Muslim, An Nasa’i) 

Jadi menikah di bulan Syawal merupakan salah satu sunah rasul, dimana Nabi Muhammad SAW menikah pada bulan Syawal.

 

3. Silaturahmi di bulan Syawal

Bersilahturahmi merupakan salah satu ibadah yang tidak asing lagi di bulan Syawal. Salah satu amalan penting di bulan Syawal yang biasanya dilakukan dengan berbagai kegiatan salah satunya seperti mudik atau pulang kampung untuk bersilahturahmi saling bermaaf maafan dengan sanak saudara dan teman teman di kampung.

 

4. I’tikaf di bulan syawal

Melakukan i’tikaf atau berdiam diri di dalam masjid merupakan salah satu amalan penting di bulan Syawal. Maksud berdiam diri ini tentunya bukan hanya berdiam diri saja di dalam masjid tanpa melakukan apa-apa.Berbagai amalan dan ibadah dilakukan selama I’tikaf. I’tikaf merupakan cara seorang hamba lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berzikir, melaksanakan shalat 5 waktu dan salat sunah, serta membaca Al-Quran.

 

5. Salat malam dan ibadah sunnah lainnya

Selama bulan suci Ramadhan pastinya saudara sudah terbiasa dengan melaksanakan berbagai ibadah sunnah. Hal ini tentunya harus tetap dijaga hingga bulan bulan berikutnya seperti bulan Syawal. Bulan Syawal hadir sebagai penyempurna dan penambal amalan-amalan yang tidak dapat dilaksanakan saat bulan Ramadhan.

 

6. Bersedekah di bulan Syawal

Amalan sunnah selanjutnya yang dapat dilakukan di bulan Syawal adalah Bersedekah. Selain mendapatkan pahala yang berlimpah, sedekah juga ternyata memiliki manfaat lainnya bagi kita yang menunaikannya.

Salah satu keutamaan yang akan didapatkan dari bersedekah adalah menjauhkan kita dari sifat kikir dan mendapatkan kelancaran rezeki, melatih rasa peduli dan masih ada banyak lagi keutamaan lainnya.

 

7. Bertakbir

Terakhir adalah bertakbir. Membaca takbir sama juga dengan berdzikir, oleh karena itu tidak ada larangan dalam bertakbir selama dalam batas wajar. Takbir terbagi dua macam yakni takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu sehingga dianjurkan sepanjang malam, seperti takbir di malam Idul Fitri dan Idul Adha. Sedangkan takbir muqayyad adalah takbiran yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai shalat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

7 Hal yang Dilarang Saat Perayaan Hari Raya Idul Fitri

7 Hal yang Dilarang Saat Perayaan Hari Raya Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri merupakan hari besar yang dinanti nanti bagi umat Muslim di seluruh dunia. Momen momen saat lebaran menjadi momen yang dianggap paling membahagiakan, sebab saat merayakan hari raya Idul Fitri keluarga, tetangga dan orang orang terdekat lainnya akan saling berkunjung dan berkumpul untuk saling bermaaf maafan. Menjadikan hari yang sangat istimewa, namun nyatanya ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan saat perayaan Hari Raya Idul Fitri.

 

Hal yang Dilarang Saat Perayaan Hari Raya Idul Fitri

Ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan saat perayaan idul fitri dan bahkan beberapa diantaranya hukumnya haram apabila dilakukan. Nah jika saudara tidak ingin melakukan hal yang dilarang dalam Agama (haram) yuk ketahui apa saja hal hal yang dilarang untuk dilakukan di saat perayaan hari raya Idul Fitri.

 

1. Puasa

Hal pertama yang dilarang saat hari perayaan Idul Fitri adalah berpuasa. Meskipun kita baru saja menyelesaikan puasa selama 30 hari saat bulan ramadhan, bukan berarti di hari pertama bulan Syawal saudara harus berpuasa.

Kewajiban berpuasa setelah selesai bersamaan dengan selesainya bulan suci ramadhan, kecuali bagi orang  orang yang ingin membayar hutang puasa saat bulan suci ramadhan. Namun tetap saja saat perayaan Idul Fitri tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Hukum berpuasa di Hari Raya Idul Fitri adalah haram, begitu pula di hari raya Idul Adha.

Meskipun puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang diwajibkan namun ada pula hari hari yang dilarang untuk menjalankan ibadah puasa seperti halnya ketika hari raya Idul Fitri.

Hadis Riwayat Abu Hurairah r.a disebutkan bahwa:

“Sesungguhnya Rasulullah Saw melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.”

 

2. Menunda Waktu Sholat

Seperti yang seluruh umat Muslim ketahui, kita dianjurkan untuk menunaikan ibadah sholat tepat waktu dan tidak untuk menunda nundanya. Biasanya saat perayaan idul fitri acara kumpul kumpul sudah menjadi tradisi, namun acara tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk menunda nunda shalat.

Saudara harus senantiasa mendahulukan kepentingan akhirat yaitu menjalankan kewajiban kepada Allah SWT sang pencipta daripada kepentingan duniawi yang fana. Jangan sampai menunda-nunda sholat apalagi malah ketinggalan dan tidak melaksanakan sholat. Dalam sebuah hadis Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103).

 

3. Makan dengan Berlebihan

Saat merayakan hari Raya Idul Fitri biasanya banyak orang yang akan memasak berbagai macam makanan untuk dihidangkan kepada sanak keluarga atau orang orang yang berkunjung saat hari raya Idul Fitri. Meskipun hari raya Idul Fitri merupakan hari yang diperbolehkan untuk makan bukan berarti kita boleh makan secara berlebihan. 

Walaupun banyak orang yang tidak bisa menahan diri untuk tidak menghabiskan makanan yang disediakan, namun hal ini dilarang. Dalam kitab Adab Al-Syafi’I wa Manaqibi Imam Syafi’I berkata bahwa:

“kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.”

 

4. Berpakaian Menyerupai Orang Kafir

Sudah menjadi hal yang penting dalam perayaan Idul Fitri. Mengenakan pakaian terbaik memang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, namun bukan berarti mengenakan pakaian yang berlebihan atau tampak seperti orang kafir berpakaian. Rasulullah pernah bersabda:

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan mereka.”

Yang dimaksud dengan berpakaian layaknya orang kafir adalah menampakkan aurat yang merupakan pakaian yang dapat menimbulkan hawa nafsu bagi orang orang yang melihatnya. Saat hari raya Idul Fitri sebaiknya memakai pakaian yang bersih, menutupi aurat dan sopan.

 

5. Berdandan Secara Berlebihan

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

 

6. Berfoya-foya saat Lebaran

Allah SWT berfirman, “Tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al Anam: 141).

 

7. Bersalaman dengan yang Bukan Muhrim

Hal yang dilarang pada perayaan hari raya Idul Fitri yaitu dengan bersalaman dengan yang bukan muhrim. Bersentuhan dengan wanita atau pria yang bukan mahramnya jelas dilarang dalam Islam. Kendati pada saat hari raya sekali pun, seperti bersalaman antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dilarang karena haram hukumnya.

Hadist, Keutamaan, dan Pahalanya Berpuasa 6 Hari di Bulan Syawal

Hadist, Keutamaan, dan Pahalanya Berpuasa 6 Hari di Bulan Syawal

Puasa Syawal merupakan salah satu keberkahan yang diberikan Allah SWT. Menjalankan ibadah puasa Syawal selama 6 hari juga memiliki banyak keutamaan yang tekandung di dalamnya.

Puasa yang dapat dimulai pada hari kedua Idul Fitri ini merupakan upaya istiqomah mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Hadist yang mendasari puasa Syawal salah satunya diriwayatkan An-Nasa’i.

 

Hadist Berpuasa 6 Hari di Bulan Syawal

Adapun sejumlah hadits yang menjelaskan bahwa Ibadah Puasa di Bulan Syawal memiliki keutamaan yang salah satunya sebagai berikut

 

Pelengkap dari Ibadah Wajib

Bunyi dari hadits tersebut adalah sebagai berikut,

نْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ صَلاَتُهُ فَإِنْ كَانَ أَكْمَلَهَا وَإِلاَّ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ وُجِدَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَكْمِلُوا بِهِ الْفَرِيضَةَ “‏

Artinya: Seperti dinarasikan Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata, Amalan pertama yang dihitung dari seorang manusia adalah sholat. Jika sempurna maka semuanya akan tercatat lengkap, dan jika ada yang kurang Allah SWT akan berkata, “Periksalah jika hambaku melakukan ibadah sunnah (nafil).” Jika dia melakukannya maka ibadah wajib akan dilengkapi dari yang sunnah. (HR An-Nasa’i).

 

Ibadah Puasa yang Terus Menerus

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ،رضى الله عنهأَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ ‏”

Artinya: Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus.” (HR Muslim).

 

Mendapatkan Pahala Puasa Satu Tahun Penuh

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh.” (HR Muslim).

 

Selain hadist di atas, Ibnu Majah juga meriwayatkan hadist dengan nada serupa. Begini isi hadist tersebut,

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، أَنَّ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ، كَانَ يَصُومُ أَشْهُرَ الْحُرُمِ ‏.‏ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ “‏ صُمْ شَوَّالاً ‏”‏ ‏.‏ فَتَرَكَ أَشْهُرَ الْحُرُمِ ثُمَّ لَمْ يَزَلْ يَصُومُ شَوَّالاً حَتَّى مَاتَ

Artinya: Seperti diceritakan dari Muhammad bin Ibrahim, Usamah bin Zaid terbiasa puasa di bulan-bulan suci. Rasulullah SAW kemudian berkata, “Puasalah di Bulan Syawal.” Lalu dia melaksanakan puasa tersebut hingga akhir hayat (HR Sunan Ibnu Majah).

 

Pahala Dilipatgandakan

Allah SWT juga menetapkan perhitungan pahala yang berbeda untuk puasa Syawal. Hitungan pahala puasa Syawal dilipatgandakan, seperti disebutkan dalam hadits Ibnu Majah sebagai berikut,

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ ‏”‏ مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, “Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa.”

Manfaat Puasa Syawal Usai Bulan Suci Ramadhan

Manfaat Puasa Syawal Usai Bulan Suci Ramadhan

Meskipun puasa syawal yang ditunaikan selepas bulan suci ramadhan merupakan puasa sunnah namun ada banyak keutamaan bagi siapa saja yang menjalankan ibadah puasa yang satu ini. Ibadah sunah ini dilaksanakan selama enam hari. Umat Islam dianjurkan mengerjakan puasa Syawal sebab memiliki berbagai macam keutamaan. Selain itu juga terdapat banyak sekali manfaat puasa Syawal.

 

Keutamaan Menunaikan Ibadah Puasa Syawal

Ada banyak keutamaan dari menunaikan ibadah puasa syawal yang salah satunya sebagai berikut.

Pahala Setahun Berpuasa

Bagi umat muslim yang menunaikan ibadah puasa di bulan syawal, ia akan diganjar dengan pahala yang besar. Barangsiapa yang menunaikan ibadah puasa sunnah di bulan syawal maka Allah SWT akan menjanjikan ganjaran berupa pahala seperti berpuasa selama satu tahun penuh. 

Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

 

Dapat Pahala Berlipat

Keutamaan lain dari menjalankan ibadah puasa juga dapat memperoleh pahala yang berlipat ganda. 

Sebagaimana yang tertuang dalam sebuah hadits sebagai berikut:

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal).” (HR. Ibnu Majah).

 

Mendekatkan Diri pada Allah SWT

Menjalankan ibadah puasa syawal juga merupakan bentuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Barangsiapa yang menunaikan ibadah puasa enam hari (puasa bulan syawal) maka ia akan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT.  Keutamaan ibadah puasa sunnah Syawal ini ditegaskan pula dalam salah satu hadits Qudsi sebagai berikut:

“Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).” Kemudian, Rasulullah melanjutkan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi.” (HR. Muslim).

 

Manfaat Bagi Tubuh Menjalankan Ibadah Puasa

Adapun manfaat yang akan didapatkan bagi orang orang yang menunaikan ibadah puasa yang salah satunya adalah

Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Menjalankan ibadah puasa artinya menahan lapar dan haus. Menahan lapar dan haus dapat membuat sel sel induk dalam tubuh akan terpicu untuk memproduksi sel darah putih yang dimana sel tersebut mampu membantu mencegah infeksi.

Berdasarkan dari hasil sebuah penelitian yang dilakukan University Southern California, menyatakan bahwa berpuasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal tersebut dikarenakan sel darah putih baru yang disebut dapat meregenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh, sehingga peranan penting dalam melindungi tubuh dari berbagai serangan virus dan bakteri penyebab dari berbagai penyakit,.

 

Cegah Gangguan Pencernaan

Manfaat puasa lainnya adalah dapat mencegah penyakit atau gangguan pencernaan. Hal tersebut disebabkan selepas ibadah puasa ramadhan atau idul fitri, tubuh akan kembali merespon ulang pola makan yang biasa tiga kali dalam sehari. Sehingga biasanya hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Maka dengan melaksanakan ibadah puasa sunnah bulan syawal mampu menjadikan kontrol porsi makanan. Nantinya hal itu dapat membantu kalian mengendalikan transisi pasca mengonsumsi makanan dengan jumlah besar. Selain itu juga bisa mencegah terjadinya gangguan pencernaan.

Ini 5 Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Ini 5 Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Usai menjalankan ibadah puasa dalam bulan ramadhan yang diakhiri dengan perayaan Idul Fitri, umat Islam disunnahkan untuk kembali menjalankan ibadah puasa bulan Syawal. Puasa ini disunnahkan untuk dijalankan 6 hari lamanya yang dapat dilaksanakan selepas setelah Hari Raya Idul Fitri, yaitu tepat tanggal 2-7 Syawal. Namun meskipun begitu, tidak menjadi masalah jika puasa sunnah tersebut dijalankan secara tidak berurutan diluar tanggal tersebut.

Umat muslim yang menjalankan puasa sunnah bulan syawal akan mendapatkan keutamaan seakan puasa wajib selama setahun penuh. Seperti yang disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.”

 

Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Adapun sejumlah keutamaan lainnya yang akan akan diperoleh oleh orang orang yang menunaikan ibadah sunnah puasa syawal antara yaitu

 

1. Menyempurnakan Puasa Ramadhan

Salah satu keutamaan dari menjalankan ibadah puasa sunnah syawal adalah menyempurnakan puasa di bulan suci ramadhan. Hal ini sebagaimana sholat sunat rawatib sebagai penyempurna dari sholat fardhu lima waktu.

 

2. Menyempurnakan Menjadi Pahala Puasa Satu Tahun dan Akhir Hayat

Keutamaan kedua dari menjalankan ibadah puasa sunnah syawal adalah menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala setahun. Hal in sebagaimana telah diterangkan di dalam hadits Rasulullah SAW dalam kitab Shahih Muslim yang artinya”

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.”

 

Seperti Melaksanakan Puasa Hingga Akhir Hayat

Puasa Syawal memiliki keutamaan yang spesial dan tertuang dalam hadist yang berbunyi:

 

“Seperti diceritakan dari Muhammad bin Ibrahim, Usamah bin Zaid terbiasa puasa di bulan-bulan suci. Rasulullah SAW kemudian berkata, “Puasalah di Bulan Syawal.” Lalu dia melaksanakan puasa tersebut hingga akhir hayat. (HR Sunan Ibnu Majah)”

 

3. Menjadi Tanda Diterimanya Puasa Ramadhan

Keutamaan ketiga dalam menjalankan ibadah puasa sunnah syawal adalah membiasakan umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa selepas puasa ramadhan. Hal tersebut merupakan tanda diterimanya puasa ramadhan umat Muslim. Seab sesungguhnya Allah SWT akan menerima amal dari kebaikan atau ibadah seseorang dengan menganugerahi ia untuk berbuat kebaikan setelah itu.

 

4. Sebagai Tanda Bersyukur Kepada Allah SWT

Keutamaan lain dari ibadah puasa syawal adalah sebagai tanda bersyukur umat Muslim kepada Allah SWT atas segala anugrah yang dilimpahkan saat bulan suci ramadhan yang berupa puasa, qiyamul lail (shalat malam), zakat dan lain-lain.

 

5. Mempertahankan Ibadah yang Dijalankan Selama Ramadhan

Puasa syawal juga menjadi wujud dari ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak akan terputus. Dalam menjalankan ibadha puasa enam hari di bulan syawal tersebut menunjukkan bahwa ibadah yang telah dijalankan selama bulan suci ramadhan tidak terhenti yang meskipun bulan puasa ramadhan telah berlalu. Seperti diketahui, baiknya Ibadah-ibadah yang dijalankan selama bulan Ramadhan hendaknya memang tetap dipertahankan oleh umat islam.

Jenis Puasa yang Diharamkan dalam Islam

Jenis Puasa yang Diharamkan dalam Islam

Puasa merupakan salah satu bentuk Ibadah dari Umat Muslim dan puasa juga termasuk ke dalam rukun Islam yang ketiga. Secara etimologi Islam, puasa berasal dari kata shama-yashumu-shauman atau shiyaman yang berarti menahan diri dari sesuatu.

Meskipun puasa merupakan bagian dari Ibadah dalam Islam, namun tidak selamanya ibadah puasa diperbolehkan untuk dilakukan. Ada waktu dan momen yang dilarang untuk menjalankan ibadah puasa dan bahkan hukumnya haram. Puasa apa saja yang diharamkan dalam Islam tersebut.? simak penjelasan berikut.

 

Puasa yang Diharamkan dalam Islam

Ada beberapa bentuk ibadah puasa pada waktu dan kondisi tertentu yang diharamkan dalam Islam untuk dilakukannya. Berikut beberapa puasa yang diharamkan dalam Islam.

 

  1. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Puasa yang dilarang dalam Islam pertama adalah puasa di hari Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, sebab syariat telah mengatur bahwa pada waktu tersebut tidak diperkenankan bagi siapa saja (Muslim) untuk menjalankan ibadah puasa dan bahkan hukumnya haram.

Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa. Sebagaimana diterangkan dalam hadist berikut:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِصلى الله عليه وسلمنَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim)

 

  1. Hari Tasyrik

Hari tasyrik yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah. Pada tiga hari itu, umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Rasulullah SAW bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya: “Sesunggunya hari itu (tasyrik) adalah hari makan, minum, dan zikrullah.” (HR. Muslim)

 

  1. Puasa Khusus Hari Jumat

Puasa khusus hanya hari Jumat haram hukumnya bila tanpa dibarengi puasa pada hari sebelum atau sesudahnya. Namun, bila ada kaitannya dengan puasa sunah lain seperti puasa Nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak, hukumnya diperbolehkan. 

Aturan ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Janganlah kalian khususkan hari Jumat dengan berpuasa, dan tidaklah pula malamnya untuk ditegakkan (shalat).” (HR. Muslim)

Meski begitu, sebagian ulama lain tidak mengharamkan puasa khusus di hari Jumat, tapi hanya memakruhkan. Karena itu, bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, ia boleh berpuasa. 

 

  1. Puasa Pada Hari Syak

Hadist Rasulullah SAW yang artinya:

“Janganlah kalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali bila seseorang memang terbiasa melakukan puasa sunah, silakan melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Puasa saat Haid atau Nifas

Bagi seorang perempuan diharamkan melaksanakan puasa ketika berada dalam kondisi haid atau nifas. Seperti diketahui, suci dari haid dan nifas adalah syarat untuk bisa menjalankan puasa.

“Rasulullah SAW bersabda: Bukankah salah seorang di antara mereka (kaum wanita) apabila menjalani masa haid tidak mengerjakan sholat dan tidak pula berpuasa? Para sahabat wanita menjawab: Benar.” (HR. Bukhari).

Bolehkah Berpuasa Saat Hari Raya Idul Fitri?

Bolehkah Berpuasa Saat Hari Raya Idul Fitri?

Idulfitri (bahasa Arab: عيد الفطر, translit. ‘Īd al-fiṭr‎) atau Lebaran di Indonesia adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idulfitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. 

Idul Fitri juga diartikan sebagai hari kemenangan bagi umat Muslim yang dirayakan selepas menunaikan ibadah puasa selama 30 hari lamanya. Saat merayakan hari raya Idul Fitri, umat Muslim diharamkan untuk melaksanakan atau menjalankan ibadah Puasa yang sebagaimana telah dijelaskan pada dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa di dua hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِصلى الله عليه وسلمنَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim).

 

Berdasarkan penjelasan diatas sudah cukup jelas bahwa berpuasa di hari Idul Fitri merupakan suatu hal yang tidak diperbolehkan dalam Islam.

 

Macam Puasa yang Diharamkan dalam Ajaran Islam

Selain berpuasa di hari raya Idil Fitri, ada juga waktu waktu berpuasa lainnya yang dilarnag di dalam Islam dan berikut beberapa diantaranya.

 

Puasa Hari Tasyrik

Puasa yang diharamkan selanjutnya adalah pada hari tasyrik yang jatuh dalam 3 hari berturut-turut sesudah hari raya Idul Adha yakni tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah. Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah agar mengelilingi Kota Mina serta menyampaikan jika, “Janganlah kamu berpuasa pada hari ini karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.”

 

Puasa Hari Syak

مَنْ صَامَ يَوْمَ الشَّكِّ فَقَدْ عَصَى أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari & al-Hakim).

Berpuasa pada hari tersebut diperbolehkan apabila untuk mengqodho puasa Ramadhan dan juga bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti puasa Senin Kamis dan juga puasa Daud.

 

Puasa Hari Raya Idul Adha

Selain hari raya Idul Fitri, Hari raya Idul Adha juga merupakan hari yang dilarang untuk melaksanakan ibadah puasa. Tanggal 10 Dzulhijah adalah hari raya untuk semua umat muslim dan pada saat tersebut juga, umat muslim disunahkan untuk menyembelih hewan kurban serta menyantapnya sehingga sangat diharamkan untuk berpuasa pada hari raya Idul Adha.

 

Puasa saat haid atau nifas

Untuk wanita yang sedang mengalami haid atau masa nifas dilarang untuk menjalankan ibadah puasa, bahkan bagi wanita yang menjalankan ibadah puasa disaat tersebut hukumnya berdosa.

 

Puasa tanpa izin suami

Selain dalam masa haid dan nifas, seorang perempuan juga dilarang untuk menjalankan ibadah puasa tanpa ini suaminya. Apabila seorang suami memberikan izin maka barulah istri boleh menjalankan ibadah puasa sunnah, namun akan tetapi apabila suami tidak mengizinkannya namun tetap melaksanakannya, maka suami memiliki hak meminta istri untuk berbuka dan tidaklah halal untuk istri yang melakukan puasa tanpa seizin dari suami yang sementara sang suami berada di tempat tersebut.

Larnagan tersebut dikarenakan hak seorang suami itu wajib untuk dilakukan dan merupakan fardu untuk istri yang sementara puasa yang hukumnya sunnah dan kewajiban tidak boleh untuk ditinggalkan demi sunah semata.

Merasakan Manfaat Dari Membaca Al-Qur’an

Merasakan Manfaat Dari Membaca Al-Qur’an

Teruntuk kaum muslim, membaca Al-Quran menjadi salah satu ibadah wajib. Tidak hanya sekadar membaca saja, namun juga mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari hari. Sebagai bagian dari bentuk beribadah, membaca Al Quran tentu banyak manfaatnya..

 

Manfaat Membaca Al-Quran

Adapun beberapa manfaat bagi sebagian banyak orang yang gemar membaca Al Quran dan berikut beberapa manfaat dari membaca Al Quran.

 

1. Memperoleh Pahala dari Allah SWT

Yang menjadi manfaat utama dari membaca Al Quran adalah memperoleh pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Allah memahami niat kita dalam membaca Al Quran yang meskipun kita telah terbata bata dalam melaksanakannya.

Dari kegiatan membaca Al-Quran, memperoleh pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT menjadi manfaat paling utama. Allah memahami niat kita dalam membaca kitab suci tersebut walaupun kita tengah terbata-bata saat melaksanakannya. 

Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai pahala yang diperoleh dari kegiatan membaca Al-Quran ini, yakni “Allah SWT berfirman, ‘Barangsiapa menyibukkan diri untuk membaca Al-Quran sehingga lupa untuk berdoa dan memohon kepada Ku, Aku memberinya pahala yang lebih utama daripada pahala orang-orang yang bersyukur.’” (HR. At-Tirmidzi)

 

2. Diselamatkan Saat Hari Penghisaban Akhirat

Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga orang yang pada hari kiamat berada di atas bukit pasir dari kesturi hitam tanpa disentuh ketakutan dan tidak dikenal penghisaban hingga penghisaban kepada semua manusia selesai. Pertama, orang yang membaca Al-Quran karena mengharapkan ridha dari Allah Azza wa Jalla. Kedua, orang yang mengimami sekelompok orang dengan membacanya dan mereka ridha kepadanya.”

 

3. Menjadi Keluarga dan Kepercayaan Allah SWT

Ahmad bin Hanbal berkata, “Saya bermimpi melihat Allah Azza wa Jalla. Saya bertanya, ‘Ya Tuhanku, apakah cara yang paling utama bagi seseorang untuk mendekat kepada-Mu?’ Dia menjawab, ‘Dengan kalam-Ku, wahai Ahmad.’ Saya bertanya lagi, ‘Ya Tuhanku, apakah dengan memahaminya atau tanpa memahaminya?’ Dia menjawab, ‘Dengan memahaminya ataupun tanpa memahaminya.”

 

4. Membuat Hati Menjadi Tenang

Ibn ‘Abbas r.a meriwayatkan bahwa Rasullah SAW bersabda, “Jika kamu merasa was-was, bacalah ayat: Dialah Yang Mahaawal dan Yang Mahaakhir, Yang Mahazahir dan Yang Mahabatin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS Al-Hadid [57]: 3)” (HR Abu Dawud).

 

5. Dikabulkan Doa Kita

Sa’ad bin Abi Waqqash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Doa Dzun Nun (Nabi Yunus AS) ketika berada di dalam ikan paus adalah, ‘La ilaha illa Anta, subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin, tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menganiaya diri sendiri.’ Jika seorang Muslim berdoa dengan ini untuk memohon sesuatu, Allah pasti mengabulkannya.” (HR Al-Tirmidzi dalam Al-Hakim)

 

6. Dijauhkan dari Setan

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa “Jin pernah berkata kepadaku, ‘Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat Al-Kursi. Dengan demikian, kamu akan senantiasa dalam lindungan Allah dan setan tidak dapat mendekat kepadamu hingga subuh.”

Rasulullah SAW juga bersabda mengenai hal tersebut, yakni “Tentang hal ini, jin itu benar, padahal ia sering berdusta.” (HR. Al-Bukhari)

Selain itu, Abu Hurairah juga meriwayatkan  sabda Rasulullah SAW mengenai rumah yang tidak akan dimasuki oleh setan apabila kita rajin membaca Al-Quran, yakni “Rumah yang dibacakan surah Al-Baqarah tidak akan dimasuki setan.” (HR Al-Tirmidzi)

Bahkan, ayat yang terkandung di dalam kitab suci Al-Quran juga dapat menjadi penangkal sihir atau kejahatan setan lainnya. 

Ibn Baththal bersabda mengenai hal tersebut, “Di dalam Al-Mu’awwidzat (Surat Al-Falaq dan Al-Nas) terkandung rahasia yang tidak terdapat dalam sesuatu apa pun selain Al-Quran. Sebab, ia mencakup semua doa yang meliputi banyak hal yang tidak disukai, seperti sihir, hasud, kejahatan setan, dan was was. Oleh karena itu, Rasulullah SAW merasa cukup dengan surah tersebut.”

Apa Hukum Puasa di Hari Lebaran?

Apa Hukum Puasa di Hari Lebaran?

Hari Lebaran atau Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah satu bulan menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Saat merayakan hari raya Idul Fitri, Umat Islam diharamkan menjalankan Ibadah Puasa.

Sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa di dua hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِصلى الله عليه وسلمنَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim).

Menurut berbagai narasumber juga menjelaskan terkait larangan melakukan puasa saat Hari Raya Idul Fitri atau pada 1 Syawal, juga dijelaskan dalam hadis riwayat Tirmidzi. Di mana dalam hadis  tersebut dijelaskan bahwa hari raya Idul Fitri adalah hari di mana semua orang diperbolehkan makan dan minum. Hadis ini menjadi dasar pengharaman semua puasa yang dijalankan pada tanggal 1 Syawal.

Makna larangan puasa saat Hari Raya Idul Fitri ini adalah sebagai bentuk perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. Setelah menahan lapar dan haus selama sebulan penuh, Allah membolehkan umat Islam untuk makan. Hal itulah yang membuat umat islam tidak boleh berpuasa. Abi Ubaid Maula ibn Azhar sebagaimana yang telah dikutip oleh Imam al Bukhari: “Aku menyaksikan hari raya bersama Umar bin al Khattab, beliau berkata: ini adalah dua hari yang dilarang Rasulullah saw. untuk berpuasa, yakni hari berbukanya kalian dari puasa, dan hari lainnya kalian makan di dalamnya dari hewan sembelihan kalian.”

 

Macam Puasa yang Diharamkan dalam Ajaran Islam

Selain larangan puasa di hari lebaran idul fitri dan idul adha, adapun beberapa waktu puasa yang dilarang dala islam yang salah satunya adalah

 

Puasa Hari Tasyrik

Puasa yang diharamkan selanjutnya adalah pada hari tasyrik yang jatuh dalam 3 hari berturut-turut sesudah hari raya Idul Adha yakni tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah. Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah agar mengelilingi Kota Mina serta menyampaikan jika, “Janganlah kamu berpuasa pada hari ini karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.”

 

Puasa Hari Jumat

Dalam hadis riwayat Muslim juga menjelaskan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda yang berbunyi:

“Janganlah khususkan malam Jumat dengan sholat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya. Janganlah pula khususkan hari Jumat dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu.” (HR. Muslim no. 1144).

Puasa pada hari Jumat diperbolehkan jika ingin menunaikan puasa wajib, mengqodho’ puasa wajib, membayar kafaroh atau tebusan serta ganti sebab tidak mendapat hadyu tamttu.

Selain itu juga diperbolehkan apabila bertepatan dengan puasa Daud dan juga bertepatan dengan puasa sunnah lain, seperti puasa Asyura, puasa Syawal serta puasa Arofah.

 

Puasa Hari Sabtu

Dari Abdullah bin Busr dari Saudarinya, yang bernama as-Shamma’, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah kalian berpuasa hari sabtu, kecuali untuk puasa yang Allah wajibkan. Jika kalian tidak memiliki makanan apapun selain kulit anggur atau batang kayu, hendaknya dia mengunyahnya.” (HR. Turmudzi 744, Abu Daud 2421, Ibnu Majah 1726, dan dishahihkan al-Albani).

 

Puasa Hari Syak

مَنْ صَامَ يَوْمَ الشَّكِّ فَقَدْ عَصَى أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari & al-Hakim).

Berpuasa pada hari tersebut diperbolehkan apabila untuk mengqodho puasa Ramadhan dan juga bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti puasa Senin Kamis dan juga puasa Daud.

Jenis Jualan yang Menguntungkan di Masa Pandemi

Jenis Jualan yang Menguntungkan di Masa Pandemi

Sejak mewabahnya covid 19 di indonesia menutup cela dalam merealisasikan impian yang telah dipupuk sekian lama bagi banyak orang, namun tidak dapat dipungkiri pula bahwa pandemi covid 19 juga membuka peluang bisnis dalam berjualan yang menguntungkan bagi beberapa orang.

Bisnis jualan yang menguntungkan tersebut juga didukung oleh perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Sehingga para pelaku usaha berlomba lomba untuk memasarkan dan menawarkan produk mereka secara online

Bisnis jualan yang menguntungkan cukup beragam. Namun saudara tidak boleh gegabah untuk memulai bisnis jualan yang menguntungkan yang hanya bermodalkan mengikuti trend pasar saja. saudara juga perlu untuk memahami konsep bisnis secara menyeluruh agar bisnis jualan yang menguntungkan tersebut tidak menjadi bisnis yang merugi.

Dalam menjalankan bisnis jualan yang menguntungkan melalui platform online, saudara juga perlu memaksimalkan waktu lebih banyak untuk berkomunikasi kepada pelanggan atau calon pelanggan agar hubungan baik tetap terjaga dan jadi salah satu modal promosi di kemudian hari.

 

Jenis jualan yang menguntungkan di masa pandemi

Meskipun di tengah bisnis ada cukup banyak sektor bisnis yang mengalami kerugian yang disebabkan menurunnya jumlah konsumen. Namun masih ada sejumlah usaha yang dapat saudara jalankan untuk meraih keuntungan yang besar di tengah pandemi. Berikut beberapa jenis jualan yang cukup menguntungkan di masa pandemi.

 

Pakaian dan aksesori

Salah satu bisnis yang cukup menguntungkan saat ini adalah dengan berjualan pakaian dan aksesoris. Bisnis jualan ini menjadi menguntungkan lantaran adanya kebijakan untuk membatasi pergerakan masyarakat dan orang orang mulai jarang untuk mengunjungi mall.  Padahal, mal atau pusat perbelanjaan merupakan tempat yang sering dikunjungi saat orang-orang ingin belanja pakaian baru. Demi menjembatani kebutuhan dalam memiliki pakaian baru, memulai bisnis jualan yang menguntungkan di ranah pakaian dan aksesori bisa jadi pilihan yang cukup menjanjikan.

 

Kuliner

Bisnis kuliner memang tidak pernah matinya, sebab makanan dan minuman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh semua orang demi menjaga keberlangsungan hidup mereka. Bisnis kuliner saat ini memang mengalami sedikit perubahan yang dimana pelanggan lebih memilih memesan makanan atau minuman secara online. Maka dari itu, saudara wajib untuk menyediakan pelayanan untuk pemesanan kuliner secara online.

 

Distributor pet food

Di masa pandemi, sebagian banyak orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah masing masing. untuk menghilangkan rasa bosan selama berdiam di rumah, banyak orang yang lebih memilih memelihara binatang peliharaan untuk menghabiskan waktu sehari harinya.

Maka tidak heran jika sejak pandemi kebutuhan aksesoris dan makanan hewan peliharaan meningkat. Saudara bisa mengambil peluang tersebut untuk memperoleh keuntungan di tengah pandemi. Agar bisnis mudah bersaing, pastikan bahwa saudara memasarkan produk secara online.

 

Sembako

Selain ragam kuliner yang khas, sembako juga merupakan elemen penting dalam kehidupan di masyarakat. Untuk itu, sembako bisa jadi pilihan sebagai salah satu bisnis yang menguntungkan di masa pandemi. Sembako atau sembilan bahan pokok ini sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan pangan di rumah sehari-hari. Agar memudahkan para pelanggan, Saudara dapat langsung membuat paket sembako sebagai skema bisnis jualan yang menguntungkan. Selain itu, Saudara juga bisa menjual paket sembako tersebut secara online. Mengingat banyak pihak juga yang membutuhkan kehadiran sembako untuk dibagikan kepada masyarakat yang kurang mampu di masa pandemi seperti sekarang ini.