Setiap orang tua pasti ingin membahagiakan anak anaknya dan memanjakan anak adalah suatu hal yang kerap kali dilakukan oleh banyak orang tua untuk membahagiakan anaknya. Namun tanpa disadari, hal tersebut dapat membentuk karakter anak yang manja sehingga segala hal yang ingin dilakukannya selalu membutuhkan bantuan dari para orang tuanya. Hal tersebut tentu saja tidak baik bagi karakter anak di usia dewasanya nanti, maka dari itu, didiklah mereka dengan cara yang benar agar dapat menjadi sosok yang mandiri dan tidak manja.
Cara Mendidik Anak Jadi Mandiri dan Tidak Manja
Dalam hal mendidik anak agar tidak manja sebenarnya bukanlah hal yang sulit hanya saja mungkin beberapa orang tidak menyadari bahwa hal hal sederhana yang sering kita lakukan dalam mendidik anak merupakan salah satu cara mendidik mereka agar tidak manja. Berikut kami telah merangkum beberapa cara sederhana dalam mendidik anak agar mampu menjadi sosok yang mandiri dan tidak manja.
Jangan selalu membantu
Ini mungkin sulit dilakukan. Tetapi Ibu harus sejak awal mengidentifikasi mana kegiatan anak yang perlu dibantu, dan mana yang bisa dilepas sendiri. Biarkan saja anak makan sendiri (walau berantakan dan mengotori lantai) dan cukup pantau dari jauh. Tentu kasusnya berbeda jika anak sedang memerlukan pertolongan orang dewasa seperti memotong kertas untuk prakarya, dan sejenisnya. Ibu wajib membantu.
Tegakkan peraturan
Sejak kecil penting halnya untuk mendidik dan memberikan pemahaman kepada anak terkait sebuah aturan yang harus dipatuhi. Apapun jenis aturan yang berlaku, hal yang paling penting adalah penegakannya. Jika hari ini saudara melarang si kecil untuk minum air yang dingin dikarenakan dia sedang berada dalam kondisi kurang sehat seperti batuk atau pilek, maka seterusnya aturan tersebut harus tetap diberlakukan dan seorang anak harus tetap konsisten dalam mematuhinya.
Jangan dikarenakan dia merengek karena menginginkannya lantas saudara melupakan suatu aturan yang telah saudara tegakkan dan sepakati bersama. Dalam hal ini, sebagai orang tua juga patut memberikan contoh, sebab sebagian besar pemahaman dari seorang anak berasal dari berbagai hal yang dilakukan oleh orang tuanya.
Berikan uang saku secara reguler
Penulis kolom keuangan pribadi New York Times, Ron Lieber, punya nasihat bagi para orangtua yang ingin membesarkan anak pintar, dan cerdas keuangan. Salah satu sarannya, adalah memberi uang jajan teratur.
Frekuensinya terserah. Bisa tiap minggu atau tiap bulan, dan bisa ada kenaikan saat anak berulang tahun. Tetapi jangan jadikan uang saku sebagai “upah” karena mereka telah melakukan sesuatu atau tugas rumah. Fungsi uang saku adalah sebagai “uang latihan” agar anak Ibu dapat belajar mengelola uangnya sendiri.
Simpan uang anak di tempat yang terlihat
Untuk tempat menabung, dianjurkan sebaiknya saudara menggunakan wadah atau tempat yang dapat terlihat oleh anak anak misalnya seperti toples bening. Hal ini akan membuat anak lebih mudah dalam mengamati uang mereka dikala uang tersebut bertambah sehingga nantinya mereka akan termotivasi untuk menabung yang lebih giat lagi.
Biarkan mereka membeli sesuatu
Ron Lieber juga menyarankan agar orangtua jangan selalu menyuruh anak berhemat atau menabung. Sesekali, biarkanlah mereka membeli sesuatu dengan uangnya itu – dan saat itu Ibu bisa mengajarkan anak mengenai perbedaan antara membeli sesuatu karena “perlu” dan karena “ingin”.
Itulah beberapa hal yang dapat saudara terapkan untuk mengajarkan anak agar menjadi sosok yang mandiri dan tidak manja hingga di masa depan mereka nanti.