Aqiqah merupakan sunnah yang ditujukan kepada setiap orang tu yang telah dianugrahi seornag anak. Aqiqah sendiri sangat dianjurkan untuk dapat dilaksanakan ketika bayi menginjak usia 7 hari. Namun apabila ketika usia 7 hari seorang anak berhalangan untuk melaksanakan aqiqahnya maka boleh untuk melaksanakannya ketika menginjak usia 14 atau 21 hari.
Pelaksanaan aqiqah sendiri merupakan sunnah yang ditekankan atau sangat dianjurkan untuk dilaksanakan bagi orang tua yang dikategorikan sebagai orang yang mampu. Adapun sejumlah dalil yang menegaskan pentingnya melaksanakan aqiqah.
Dalil Aqiqah
Beberapa hadits yang menjadi dasar disyariatkannya aqiqah antara lain:
“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.”
[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]
Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.”
[Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163), dengan sanad hasan]
Dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah bersabda : “Mengaqiqahi Hasan dan Husain dengan satu kambing dan satu kambing.”
[HR Abu Dawud (2841) Ibnu Jarud dalam kitab al-Muntaqa (912) Thabrani (11/316) dengan sanadnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Daqiqiel ‘Ied]
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda : “Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.”
[Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Abu Dawud (2843), Nasa’I (7/162-163), Ahmad (2286, 3176) dan Abdur Razaq (4/330), dan dishahihkan oleh al-Hakim (4/238)]
Hikmah Aqiqah
Dalam melaksanakan sunah aqiqah terdapat banyak hikmah yang dapat dipetik, berikut beberapa hikmah dari melaksanakan aqiqah.
1. Sebagai Upaya Menghidupkan Sunnah dan Teladan Rasul
Pelaksanaan akikah dapat dilihat sebagai upaya menghidupkan sunnah dan teladan dari Rasulullah SAW. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW pernah mengamanahkannya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dari Salman bin Amir Addhabi. Pada hadits tersebut, Nabi Muhammad memerintahkan agar manusia menumpahkan darah sembelihan bersamaan dengan kelahiran seorang bayi. Kemudian bersihkan juga kotorannya dengan rambut bayi tersebut.
Selain itu, aqiqah juga dianggap sebagai cara untuk meneladani kisah Nabi Ibrahim. Pada kisah Nabi Ibrahim ini, beliau berniat menyembelih sendiri sebagai wujud ketaatannya pada perintah Allah yang didapatkan dalam mimpinya. Namun akhirnya Allah mengganti putra Nabi Ibrahim yang akan disembelih, yaitu Nabi Ismail, dengan seekor kambing.
2. Pelaksanaan Aqiqah Bisa Membebaskan Bayi dari Ketergadaian
Berdasarkan syariat islam, semua bayi itu sudah tergadaikan melalui aqiqahnya. Pada sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, ketergadaian ini terjadi dengan disembelihkan bagi bayi itu di hari pertama sebelum kelahirannya. Kemudian rambut bayi itu dicukur lalu di hari yang sama bayi juga diberikan nama.
Selain itu, pelaksanaan aqiqah adalah orang tua dapat menebus hutang anak dari pemberian syafaat untuk orang tuanya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan Imam Ahmad. Jadi, setelah di aqiqah, seorang anak bisa menghadiahi syafaat untuk orang tuanya nanti di hari akhir.
3. Menjauhkan Anak dari Setan yang Terkutuk
Seorang bayi juga bisa lepas dari gangguan setan ketika bayi tersebut telah tergadaikan melalui aqiqahnya. Jadi, bayi yang sudah di aqiqah insya Allah bisa lebih terlindungi dari gangguan setan yang terkutuk. Hal ini juga pernah dijelaskan Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah tentang pelaksanaan aqiqah sebelumnya.