Qurban merupakan salah satu ibadah yang hukumnya sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan. Qurban sendiri menjadi ibadah yang ditujukan bagi setiap orang yang telah mampu secara finansial. Lantas bagaimana jika udah mampu tapi tidak mau melaksanakan Qurban.?
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam dalam salah satu hadist telah memberikan ancaman bagi mereka yang enggan berqurban padahal mampu.
Dalam buku “M. Quriash Shihab Menjawab dijelaskan, berqurban atau mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan tertentu pada Hari Raya Idul Adha dan dua atau tiga hari setelahnya adalah salah satu ajaran agama yang ditegaskan dalam Alqur’an (QS. Al-Kautsar [108]: 2 dan QS. Al-Hajj [22]: 36).
Menurut M Quraish, Imam Abu Hanifah menilainya wajib bagi setiap orang yang mampu, berdasarkan sabda Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah,
“Barang siapa memiliki kemampuan dan tidak mau berkurban, maka hendaknya dia tidak mendekati tempat shalat kami.”
Menurut penganut paham Abu Hanifah, ancaman ini menunjukkan wajibnya berqurban, sementara mazhab lain menilainya sebagai anjuran yang amat ditekankan (sunnah mu’akkad) berdasarkan sekian banyak hadits.
Diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, “Aku diperintahkan berkurban, sedang itu sunnah untuk kalian.”
Dalil Al-Quran Tentang Perintah Berkurban
Berkurban Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kautsar: 2)
Berkurban Bentuk Ketaqwaan dan Ketundukan pada Allah SWT
“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.” (QS: Al-Hajj: 34)
Dalam ayat di atas, disebutkan bahwa penyembelihan hewan kurban yang berorientasi kepada Allah SWT adalah sebagai bentuk syukur dan berserah diri kita kepada Allah SWT. Hewan-hewan kurban adalah sebagai salah satu bentuk rezeki yang Allah berikan kepada kita. Menyembelihnya satu saja dari setiap muslim, tentu tidak akan mengurangi rezeki yang telah Allah berikan kepada kita.
Selain itu, dilanjutkan kembali oleh ayat 36-37. “Maka makanlah sebagiannya (daging qurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (orang yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Daging daging qurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
Bentuk Ketaatan dan Mengesakan Allah
“Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya shalatku, nusuk/ibadah qurbanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, aku diperintahkan seperti itu dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri.” (QS. Al-An’am: 162)