Seperti yang kita ketahui, Rasulullah sAW merupakan seorang pedagang yang ulung. Beliau juga hidup di tengah keluarga pedagang. Menurut beberapa sumber, seperti yang disebutkan di dalam Umma id, Shafiyyur-Rahman al-Mubarakfurry dalam Sirah Nabawiyyah menyebutkan, perjalanan dagang pertama Rasulullah SAW saat ia berusia sekitar 12 tahun.
Beliau ikut serta dalam perjalanan berdagang bersama dengan pamannya, Abu Thalib. Pada perjalanan inilah terjadinya sebuah pertemuan nabi dengan rahib Nasrani yang mengenalinya sebagai bakal utusan Allah yang terakhir.
Memasuki Usia 17 Tahun, beliau Nabi Muhammad telah berhasil memimpin sebuah ekspedisi perdagangan ke luar negeri. Kesuksessan dalam berbisnis juga semakin cemerlang ketika beliau menikah dengan Ummul Mukminin Khadijah.
Khadijah memilih Muhammad sebagai tangan kanan bisnisnya. Keputusannya pun sangat tepat karena di tangan Rasulullah SAW, bisnis Khadijah di Negeri Syam semakin besar, dan laba semakin meningkat.
Cara menjadi pengusaha sukses ala Rasulullah SAW yang bisa ditiru
Cara berdagang dari Nabi Muhammad memang perlu untuk dijadikan contoh, agar selain dapat menunjang keberhasilan dalam berbisnis, cara berdagang Rasulullah SAW juga merupakan cara untuk mendapatkan keberkahan dari setiap rezeki yang dilimpahkan. Berikut beberapa cara Rasulullah SAW yang perlu untuk dicontoh dalam berbisnis.
1. Berdagang atas niat karena Allah SWT
Harta dan kekayaan bukanlah tujuan utama dari Rasulullah SAW dalam berdagang. Dasar utama yang diyakininya adalah semata karena Allah SWT. Adapun hal tentang niat ini disebutkan pada HR. Al Bukhari dan Muslim
“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
2. Bersikap jujur dan amanah
Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok pedagang yang jujur. Beliau selalu memberitahukan terkait kondisi dari setiap barang yang beliau jual. Beliau tidak mau menjual barang yang dapat merugikan pelanggannya, dan apabila salah satu barang yang beliau jual terdapat cacat, maka beliau akan memberitahukan kepada setiap pembeli yang ingin menawar barang tersebut.
Sikap jujur dalam berdagang disebut juga di dalam ayat Alquran. Salah satunya di dalam surat Ar-Rahman ayat 9:
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”
3. Tidak menebar janji berlebihan
Banyak pedagang yang kerap kali memberikan janji janji yang berlebihan untuk menarik konsumen, seperti misalnya menjamin barang tidak akan rusak hingga bertahun tahun.
Kalimat-kalimat tersebut sebaiknya tidak diucapkan karena tidak ada yang tahu kehendak Allah, dan semua bisa berubah atas kehendak Allah SWT. Bersumpah, apalagi sumpah palsu, adalah hal yang dibenci Allah SWT.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Sumpah itu tidak melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus keberkahan”
4. Mengambil keuntungan dengan wajar
Ketika berjualan sebaiknya ambillah keuntungan dengan sewajarnya saja seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad yang bukan untuk mengincar keuntungan, melainkan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
5. Menjual barang milik sendiri bukan milik orang lain
Saat ini sangat populer bisnis dengan sistem dropshipping, di mana kita menjual produk milik orang lain kepada konsumen, tanpa membelinya terlebih dahulu. Kita menjual produk bermodalkan gambar, dan jika ada konsumen yang memesan, pemilik barang akan mengirimkannya dengan nama toko dan alamat kita. Rasulullah SAW menyarankan agar kita tidak menjual barang yang bukan milik kita karena tidak menutup kemungkinan bisa merugikan pihak lain.
6. Tidak menimbun barang
Ingat kejadian pedagang yang menimbun masker dan hand sanitizer? Mereka sengaja menyimpan barang dan baru mengeluarkannya saat permintaan melonjak. Perbuatan seperti ini hanya memberikan dampak buruk, di mana stok barang habis sehingga mengganggu harga pasar.
Apalagi tindakan tersebut dilakukan untuk keuntungan diri sendiri. Diriwayatkan dari Ma’mar bin Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan penimbunan melainkan dia adalah pendosa.” (H.r. Muslim)
Itu dia 6 cara menjadi pengusaha sukses ala Rasulullah SAW. Coba terapkan, dan buktikan sendiri keberkahan Allah SWT pada usaha. Selamat mencoba cara menjadi pengusaha sukses di atas, dan semoga berhasil!